Anugerah Terindah
Melihat lewat HP, banjir dimana mana , hatiku tersentak. Air......iya air yang meluap. ganas tanpa ampun. Tiba tiba aku terkenang pengalaman pahit, pengalaman tak terlupakan bagiku dan keluargaku 41 tahun yang lalu. Saat aku tenggelam di sebuah waduk di desa Kedung Panas, kecamatan Mantigan, kabupaten Ngawi. Ya Alloh, aku sangat berterimakasih padaMu, Bersyukur tanpa batas. Begini ceritanya :
Saat itu bulan puasa, tahun 1979 atau 1980, aku duduk di kelas 3 SMP sedang liburan. Orang tuaku mencarikan les menjahit untuk mengisi iburan. Setelah pulang les menjahit aku pergi ke rumah pamanku. Saat itu, pamanku, adik ibuku sedang punya hajat syukuran kelahiran putrinya. Sangat sangat kuingat nama itu TUTIK ROMDLONAH, anak yang baru lahir saat itu. Romdlonah karena lahir di bulan Romadlon. Dengan iringan musik Jedor, seperti rebana , Samroh, atau yang lebih keren dan lengkap alat musiknya disebut Qosidah sekarang ini, saya bergembira dengan anak anak seusia saya.
Jenuh bermain disekitar pamanku, kami ( saya dan anak anak kecil lainnya), sepakat untuk ke waduk/ bendungan , naik gethek ( perahu tradisional, dari kayu ). Kami sangat senang saat itu. Berperahu, mendayung kesana kemari. Salah satu teman, namanya Ikhsan, tiba berada diujung perahu dan meloncat loncat. Aku sangat takut, dan reflek aku melompat ke air.
Seperti orang bermimpi, sesaat saya berpikir dan bingung, tapi itu tidak lama. Aku segera sadar bahwa aku tercebur di waduk. " Ya Alloh, bagaimana ini, bagaimana saya", berkecamuk berbagai pertanyaan dalam hati. Aktak bisa berpikir lama, aku teringat pelajaran yang menerangkan " Orang harus berusaha minimal 3 kali, baru pasrah Alloh. Saya berteriek " Tolong....!, airpun masuk mulut saya, "Waduh puasaku batal ". Aku melakukan usaha ke 2, memanggil adik saya " SO...haep.". Kata itu gagal keselesaiakn karena air masuk ke mulutku lagi. " Tinggal usaha 1 kali" hatiku berkata. Maka aku berpikir untuk melompat leatas biar tanganku bisa diatas air, dan menggapai atau tergapai apapun itu, yg penting tertolong.
Usahaku sia sia. Aku juga berpikir kalo sampai tanganku menggapai perahu, maka seluruh penmpang akan tenggelam. Akku tidak mu itu terjadi. Aku akhirnya pasrah, aku teringat bapak ibuku, kakak kakakku, adik-adikku. Aku pasrah, aku lingkarkan tangan kiri ke perut, dan tangan kanan ke telinga,seperti orang adzan. aku berniat tidur. Karena aku sudah tidak berdaya.
Aku tersadar, namun tidak bisa melihat sekeliling. Aku berpikir untuk selamat dengan meniru Ketam ( hewan seerti kepiting), berjalan merangkak hingga sampai ke tepian. Tapi aku berubah pikiran, karena tidak tahu arah, akan sangat bahaya bila aku merangkah ke arah bendungan besar. Kembali aku membaca doa tidur, dalam kepasrahanku.
Tiba tiba aku mendengar suara riuh deskitarkuYa Alloh....ternyata aku sudh berada didepan masjid, banyak orang disekitarku, dengan lampu petromaks. Aku ditolong salah satu penduduk desa itu, Mbah Sarju, yang telah menyelamatkan saya. Saya dijungbalikkan, kepala di bawah , dan air keluar dari mulutku. Terima kasi ya Alloh atas kesempatan ini, terima kasih mbah Sarju , penyelamatku.




KEREEEEEN BGT
ReplyDeleteTerima kasih bu uus.
ReplyDeleteMantap bu
ReplyDeleteMakasih pak Catur
ReplyDelete